Tugas 7
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF HOMESCHOOLINGSiti Choirunnisa Arofaeni
27112046
UNIVERSITAS GUNADARMA
Abstraksi
Homeschooling merupakan model pendidikan
alternatif selain sekolah yang diselenggarakan oleh keluarga, yang memungkinkan
anak berkembang sesuai dengan potensi diri mereka masing-masing.
Kemunculan Homeschooling atau
home education yang ditulis oleh Mary Griffith dalam buku berjudul
“The Unschooling handbook, how to use the whole world as your child’s
classroom”, sekolah—rumah tidak menjadi sebuah gerakan sampai tahun 1970-an,
saat pendidik bernama John Holt , mulai mengenalkan konsep sekolah-rumah pada
publik. Holt yakin bahwa reformasi pendidikan yang terpusat pada anak-anak,
yang dia percaya diperlukan, tidak akan- bahkan tidak bisa- terjadi di di dalam
pemprograman wajib belajar di sekolah formal-konvensional.
Metode homeschooling ada tiga jenis.
Pertama, homeschooling tunggal, kemudian homeschooling majemuk yang terdiri
dari dua keluarga, dan yang terakhir homeschooling komunitas.
Metode pembelajaran tematik dan
konseptual serta aplikatif menjadi beberapa poin keunggulan homeschooling.
Homeschooling memberi banyak keleluasaan bagi anak didik untuk
menikmati proses belajar tanpa harus merasa tertekan dengan beban-beban yang
terkondisi oleh target kurikulum. Homeshooling memilki kekurangan juga seperti
kurangnya interaksi dengan teman sebaya dari berbagai status sosial yang dapat
memberikan pengalaman berharga untuk belajar hidup di masyarakat. Kemungkinan
lainnya anak didik bisa terisolasi dari lingkungan sosial yang kurang
menyenangkan sehingga akan kurang siap nantinya menghadapi berbagai kesalahan
atau ketidakpastian.
Bab 1
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Pendidikan adalah hal yang penting
dalam hidup ini. Dengan pendidikan kita bisa balajar banyak hal. Kita dapat
melakukan kreatifitas-kreatifitas. Kita juga dapat mencetak sebuah pribadi yang
cerdas, mandiri, dan berwawasan. Hidup kita akan menjadi gelap tanpa ada
pendidikan. Hidup tanpa pendidikan membuat seseorang tidak mengerti makna
hidup, tidak mengerti tujuan hidup, dan buta akan segalanya.
Kleis (1974) berpendapat sebagai berikut.
Pendidikan adalah sejumlah pengalaman
yang dengan pengalaman itu, seseorang atau kelompok orang dapat memahami
sesuatu yang sebelumnya tidak mereka pahami. Pengalaman itu terjadi karena
adanya interaksi antara seseorang atau kelompok dengan ligkunganya. Interaksi
itu menimbulkan proses perubahan (belajar) pada manusia dan selanjutnya
proses perubahan itu menghasilkan perkembangan (defelopment) bagi
kehidupan seorang atau kelompok dalam lingkunganya.
Sehingga pendidikan adalah sebuah
pengalaman yang mampu membuat kita mengerti tentang beberapa hal. Pedidikan
membuat kita belajar tentang banyak hal yang ada di lingkungan sekita kita.
Pendidikan juga mampu menambah pengalaman hidup kita. Sehingga kita mampu
memaknai setiap peristiwa yang ada di sekitar kita.
Kini kita telah mengetahui ada banyak
alternatif pendidikan untuk anak. Mulai dari pendidikan yang formal,
non-formal, hingga informal. Sehingga membuat sebagian orang tua bingung dalam
memilih jalur pendidikan yang terbaik untuk anak mereka. Para orang tua tentu
menginginkan anak mereka mendapatkan pendidikan yang terbaik dan menjadi
seorang anak yang mampu memiliki pengetahuan yang bermanfaat. Mereka juga akan
memilih jalur pendidikan yang mereka anggap terbaik untuk anak mereka.
1.2
Bahasan
Masalah
● Pengertian homeschooling
● Sejarah homeschooling
● Dampak positif dan negatif
homeschooling
Bab 2
Pembahasan
2.1 Pengertian homeschooling
Homeschooling kadang disebut pula dengan istilah home
education atau home-based learning. Secara resmi Depdiknas menggunakan istilah
“sekolah rumah” atau “sekolah mandiri”. Homeschooling merupakan model
pendidikan alternatif selain sekolah yang diselenggarakan oleh keluarga, yang
memungkinkan anak berkembang sesuai dengan potensi diri mereka masing-masing.
Homeschooling ini sendiri pertama berkembang di Amrika Serikat dan beberapa
negara di Eropa. Baru kemudian menjadi tren di Indonesia tahun-tahun belakangan
ini.
Namun sebenarnya kalau kita melihat
sejarah pada masa Nabi Muhammad saw, metode homeschooling ini telah ada.
Bagaimana Nabi saw dan para sahabat-sahabatnya mendidik keluarga mereka
sendiri. Setelah para sahabat mendapatkan ilmu dari dari Nabi saw, kemudian
mereka menyampaikannya kepada istri dan anak-anak mereka. Oleh karena itu tidak
heran kalau beliau pernah bersabda yang intinya, bahwa tidaklah seorang anak
itu lahir ke dunia kecuali dalam keadaan fitrah (beragama Islam), tapi
bagaimana kemudian ia menjadi orang Nasrani, Yahhudi, ataupun yang lainnya
adalah karena kedua orang tuannya. Di sini jelas orang tua memegang perang yang
amat vital dalam mengajar dan mendidik anak-anaknya.
2.2 Sejarah homeschooling
Memiliki sejarah kemunculan Homeschooling
atau home education yang ditulis oleh Mary Griffith dalam buku
berjudul “The Unschooling handbook, how to use the whole world as your child’s
classroom”, sekolah—rumah tidak menjadi sebuah gerakan sampai tahun 1970-an,
saat pendidik bernama John Holt , mulai mengenalkan konsep sekolah-rumah pada
publik. Holt yakin bahwa reformasi pendidikan yang terpusat pada anak-anak,
yang dia percaya diperlukan, tidak akan- bahkan tidak bisa- terjadi di di dalam
pemprograman wajib belajar di sekolah formal-konvensional.
Pada tahun 1977, Holt mulai
mempublikasikan buletin berita yang dia namai “Growing Without
Schooling”(tumbuh tanpa sekolah) untuk keluarga-keluarga yang mempunyai ide-ide
untuk membantu anak-anak mereka belajar di luar sekolah.
Ide-ide Holt mempengaruhi banyak orang
tua yang beraliran Puritan yang menganggap bahwa sekolah–sekolah
formal di Amerika saat itu telah gagal mencetak siswa yang mempunyai
kemandirian dalam belajar dan cenderung bobrok dalam moralitas. Menurut
beberapa sumber diperkirakan di Amerika Serikat sekarang ini ada 1,5 juta
sampai 2 juta anak yang bersekolah di rumah . Jumlah yang cukup besar tersebut
merupakan data resmi jumlah sisiwa yang mengikuti kurikulum untuk bersekolah di
rumah, karena para orang tua ingin agar sistem pendidikan mempunyai konsep dan
visi yang jelas.
Di negeri kita konsep sekolah rumah
sudah diterapkan lama oleh sebagian kecil masyarakat kita. Tengok saja di
pondok-pondok pesantren para Kiai secara khusus telah mendidik anak-anaknya
sendiri karena merasa lebih mengena dan puas bisa mengajarkan ilmu pada putra
sendiri daripada sekadar mempercayakan pada orang lain.
Tokoh-tokoh terkenal seperti KH Agus
Salim, Ki Hajar Dewantoro atau Buya Hamka juga mengembangkan cara belajar
dengan sistem persekolahan di rumah ini. Metode ini dijalankan bukan sekedar
agar anak didik lulus ujian kemudian mendapatkan ijazah, namun agar lebih mencintai
dan punya semangat yang tinggi dalam mengembangkan ilmu yang dipelajari.
Bagi keluarga-keluarga yang telah
menerapkan konsep ini, pendidikan yang mereka jalani adalah pendidikan yang
penuh pemikiran, permainan bebas dan eksplorasi. Ini melepaskan kekakuan
kalimat yang sering diucapkan guru di kelas seperti “Kalian seharusnya..”,
“Kalian sebaiknya..” atau “Anak-anak, Pelajaran kita hari ini adalah..”. Kenapa
demikian? Karena Homeschooling pada dasarnya merupakan metode
pembelajaran yang menekankan pada masalah sikap dan pendekatan belajar yang
lebih mandiri. Di Homeschooling pembelajar bisa memilih materi
pelajaran apa yang mau dikaji tiap harinya sesuai dengan minatnya. Sederhananya
sekolah-rumah menempatkan wewenang di tangan si pembelajar.
2.3
Pengaruh homeshooling
Dampak
positif
Dweehan (2009)
mengemukakan tentang kelebihan
homeschooling sebagai berikut.
- Lebih memberikan kemandirian dan kreativitas individual bukan pembelajaran secara klasikal.
- Memberikan peluang untuk mencapai kompetensi individual semaksimal mungkin sehingga tidak selalu harus terbatasi untuk membandingkan dengan kemampuan tertinggi, rata-rata atau bahkan terendah
- Terlindungi dari tawuran, kenakalan, NAPZA, pergaulan yang menyimpang, konsumerisme dan jajan makanan yang malnutrisi.
- Lebih bergaul dengan orang dewasa sebagai panutan.
- Lebih disiapkan untuk kehidupan nyata.
- Lebih didorong untuk melakukan kegiatan keagamaan, rekreasi/olahraga keluarga.
- Membantu anak lebih berkembang, memahami dirinya dan perannya dalam dunia nyata disertai kebebasan berpendapat, menolak atau menyepakati nilai-nlai tertentu tanpa harus merasa takut untuk mendapat celaan dari teman atau nilai kurang.
- Membelajarkan anak-anak dengan berbagai situasi, kondisi dan lingkungan sosial.
- Masih memberikan peluang berinteraksi dengan teman sebaya di luar jam belajarnya
Dampak
negatif
Selain memiliki kelebihan, homeschooling
juga memiliki kekurangan. Misalnya peserta didik dari homeschooling
ini harus memiliki komitmen yang kuat antara siswa dengan pendidik tentang apa
yang akan dipelajarinya, waktu-waktu dalam pembelajaran kapan saja,
sarana-sarana apa yang ingin disediakan, situasi apa yang diinginkan, metode
seperti apa yang disenangi peserta didik, dan lain sebagainya. Salah
satu kekurangan yang paling menonjol dari homeschooling
adalah anak tidak bisa bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya.
Selain itu dalam homeschooling
sangat menuntut peran orang tua dalam mendidik anak. Tanpa ada dukungan orang
tua, pendidikan anak akan terasa percuma. Orang tua perlu memperhatikan
karakter anak, perkembangan dari anak, dan keinginan anak. Hal ini bertujuan
agar orang tua mampu berperan dengan baik dalam perkembangan anak.
Dalam homeschooling, orang
tua tentu cenderung melindungi buah hatinya. Namun perlindungan orang tua yang
cenderung berlebihan ini justru membuat anak menjadi sulit dalam menyelesaikan
masalahnya sendiri. Anak akan memiliki kemampuan yang terbatas dalam
menyelesaikan masalah-masalah sosialnya yang tidak dipikirkan sebelumnya,
karena anak kurang memiliki pergaulan dengan anak-anak yang seusianya, dan dia
telah terbiasa memiliki perlindungan lebih dari orang tuanya.
Nadhirin (2008) menyatakan bahwa
“kekurangan yang tidak bisa kita pungkiri adalah kurangnya interaksi dengan
teman sebaya dari berbagai status sosial yang dapat memberikan pengalaman
berharga untuk belajar hidup di masyarakat. Kemungkinan lainnya anak didik bisa
terisolasi dari lingkungan sosial yang kurang menyenangkan sehingga akan kurang
siap nantinya menghadapi berbagai kesalahan atau ketidakpastian.”
Dengan adanya interaksi dengan orang
yang lebih tua saja, membuat anak menjadi sulit dalam bersosialisasi dengan
orang yang seusianya. Anak hanya mampu berinteraksi baik dengan orang yang
lebih tua darinya namun tidak mampu berinteraksi dengan baik dengan teman-teman
sebayanya.
Anak menjadi tidak mampu bekerja dalam
tim karena kecenderungannya yang bekerja secara individu. Anak telah dididik
secara mandiri dan secara individu membuat anak menjadi susah dalam bekerja
sama. Anak hanya memiliki pergaulan dengan orang tua atau pembimbingnya saja. Homeschooling
membuat anak tidak memiliki wawasan yang luas dalam artian si anak menjadi
kurang pergaulan. Karena anak tertutup dengan pergaulan yang bebas diluar sana.
Bab
3
Penutup
3.1
Kesimpulan
Beberapa keuntungan dari homeschooling
antara lain adalah anak memiliki kepribadian yang kuat, pembelajaran dapat
disesuaikan dengan keinginan dan kemampuan anak, tidak terikat dengan kurikulum
yang berlaku pada sekolah formal pada umumnya, lebih memiliki kemampuan dalam
kehidupan nyata karena anak belajar dari kehidupan sehari-hari, anak terlindung
dari pergaulan bebas, mampu berinteraksi dengan orang yang lebih tua darinya,
dan terhindar dari penyelewengan yang ada di sekolah formal seperti mafia
peradilan.
Namun selain memiliki keuntungan, homeschooling
juga memiliki kerugian. Diantaranya adalah anak kurang bisa bekerja sama dengan
orang lain sehingga susah apabila anak dihadapkan pada situasi yang membutuhkan
kerja sama, anak kurang memiliki pergaulan karena anak hanya berinteraksi
dengan sebagian orang saja dan anak juga belajar secara individu, anak homeschooling
biasanya cenderung manja karena anak homeschooling ini memiliki
perlindungan yang lebih dari orang tua mereka. Sehingga terkadang anak homeschooling
kurang mampu dalam menghadapi masalah yang tidak pernah diduga olehnya.
3.2
Saran
Saya sebagai penyusun
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini termasuk jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan saran dan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca.
Semoga makalah ini
dapat memberi manfaat kepada saya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://nadhirin.blogspot.com/2008/07/home-schooling-sebagai-pendidikan_11.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar